Konferensi Nasional Profesional Manajemen Risiko IX

Pada tanggal 14 sampai dengan 15 Desember 2023, Ketua dan Sekretaris SPI menghadiri Konferensi Nasional Profesional Manajemen Risiko IX di Hottel Marriot Daerah Istimewa Yogyakarta. Manajemen risiko sendiri secara resmi dikenalkan oleh Robert Mehr dan Bob Hedges dimana mereka menguraikan langkah langkah dalam proses manajemen risiko (D’Arcy, 2012). Pada titik tersebut manajemen risiko masih memiliki ruang lingkup yang terbatas dan hanya dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu organisasi terlindungi secara memadai jika terjadi masalah (Cassidy et all., 2001:2). 

Dewasa ini manajemen risiko telah bertransformasi menjadi fakta empiris yang mengakuisisi sektor sosial dan politik secara signifikan dibandingkan periode awalnya. Manajemen risiko telah bergerak melampaui pendekatan silo dan berkembang menjadi pendekatan terpadu dalam setiap level birokrasi (Deloite, 2005; Wood & Randal, 2004). Pada organisasi modern dengan reputasi yang bagus cenderung memiliki keunggulan dan kelengkapan praktik manajemen risiko (Moody’s, 2008). Mikes dan Kaplan (2014) mengungkapkan bahwa karakteristik ERM terdiri dari parktif aktif dan intrusif untuk: (1) mampu menangkap tantangan baik di dalam dan di luar organisasi, (2) mampu mengkomunikasikan risiko melalui alat yang berbeda (semisal peta risiko, stress test dan skenario), (3) secara kolektif mampu untuk mengatasi gap dari fungsi kontrol lainnya semisal audit internal maupun boundary control lainnya, (4) melengkapi namun tidak menggantikan praktik pengendalian yang telah ada. Manajemen risiko yang efektif benar benar merupakan suatu proses interdisipliner yang didasarkan kepada kerangka kerja secara holistik (Acharyya, 2008:39).

Beragam risiko tersebut disampaikan oleh beberapa pembicara antara lain: (1) Dr. Alex Denni (Chairman of Cegos Indonesia) yang menyampaikan tema terkait dengan  mitigating risk from human capital perspective, (2) Erwin Dimas (Deputi PEPP Bappenas) yang menyampaikan materi terkait manajemen risiko dalam pembangunan nasional, (3) Zamroni Salim, Ph.D (BRIN) yang menyampaikan perihal Indonesian economic risk outlook 20024, (4) Nurul Ichwan (Deputi Promosi Penanaman Modal, BKPM) yang membahas tentang navigating country risk for sustainable growth, (5) Munafsin Al Arif (BKF Kemenkeu) yang membedah risiko dalam perspektif kebijakan fiskal, (6) Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., L.L.M., Ph.D. (Guru Besar FH UI) yang melihat risiko dari perspektif politik dan keamanan nasional. Dalam kesempatan tersebut hadir pula Direktur perusahaan BUMN, BUMD dan Perusahaan Swasta dari seluruh indonesia. Acara tersebut membahas beragam risiko baik dari perspektif kebijakan, geopolitik, ekonomi, perkembangan konflik Rusia dan Ukraina serta Perang di Timur Tengah yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia.